28/04/09

Siti Maemunah


Sudah 2 hari ini telepon dirumahku mati. Aku ga tahu kenapa, kupikir karena pesawat teleponnya tapi sudah ku ganti dengan yang baru tetapi masih saja nggak bisa, maklumlah kejadian ini waktu hand phone belum segampang sekarang, yah kira2 mungkin di tahun 90anlah. Sebenarnya aku sudah mencoba untuk menghubungi petugas Telkom dari 2 hari yang lalu, tapi alasannya pekerja yang bertugas masih menangani pekerjaan di tempat lain dan baru aku tahu kalo memang lagi ada kerusakan jaringan kabel di tempatku gara-gara hujan angin tempo hari, jadi aku diminta bersabar.

Namaku Siti Maemunah, panggil saja aku Mae tapi keluargaku yang kolot sering memanggilku Inah, aku sebel ndengernya kayak pembokat aja. Keluargaku cukup terpandang di sini, tapi masih kolot, apa-apa selalu dihubungkan dengan agama, huh... keluargaku adalah keluarga muslim yang teramat taat sehingga aku pun diwajibkan memakai baju kurung dan berjilbab sedari kecil. Namun segala sesuatu yang membuatku tidak bebas bergerak malah membuatku selalu ingin tahu dan aku sangat antusias bisa merasakan hal-hal baru di luar dunia kolot ini. Apalagi, ternyata aku tercipta menjadi seorang muslimah yang mempunyai hasrat nafsu sangat tinggi dan aku sangat bernafsu bila tubuhku dinikmati oleh banyak laki-laki, hal ini membuat lebih bersemangat. Entahlah, semenjak merasakan kontol adik papaku sewaktu SMA aku menjadi seperti ini dan orang tuaku tidak mengetahui hal ini. Aku seorang mahaiswi di salah satu perguruan tinggi islam di Jogjakarta. Disini aku mengontrak sebuah rumah kecil di daerah perumahan dekat kampusku di utara kota Jogjakarta, keluargaku lebih percaya aku tinggal di rumah kontrakan daripada di kost-kostan. Aku dikarunia wajah yang menurut laki-laki yang pernah tidur denganku cantik dan body yang sexy. banyak yang mengagumi keindahan tetekku yang berukuran 34 C,apalagi kalo aku pake baju yang agak sempit, pasti mengundang orang untuk melotot kearah tetekku. Maklumlah di kota ini aku bisa memakai baju keren tetapi masih berjilbab, baju kurungku hanya ku pakai jika ada acara tertentu saja. Kalau mahasiswa sini menyebut kita-kita geng jilbab sexy. Selain itu aku punya pantat yang sekal,ditambah lagi dengan kulitku yang putih halus karena dari kecil sampai selesai SMA aku selalu memakai baju kurung dan berjilbab lebar sehingga membuat banyak cowo-cowo menelan ludah jika melihatku. aku suka memakai pakaian yang agak ketat untuk dapat memamerkan apa yang aku miliki, dan tentu saja indahnya tubuhku sering dipuji.

Umurku baru 20 tahun. Jangan tertipu dengan usiaku yang masih muda, sebab aku sudah merasakan nikmatnya dunia ini. Aku sudah sering melakukan hubungan badan. Aku teramat suka sex. Terkadang orientasiku pacaran adalah untuk kepuasaan duniawi.

Siang itu aku sudah bersiap-siap mau menelpon salah satu laki-laki teman dekatku untuk menemaniku pergi mencari bahan tugas kuliah dan sepulangnya aku pengen bercinta dengannya karena bagiku dia sangat tampan walaupun kontolnya nggak begitu besar tapi lumayanlah buat ngisi-ngisi kekosongan. Sialan, batinku, ternyata teleponnya masih rusak. Dengan mengendarai motor bebek, aku pergi ke wartel deket kampusku dan langsung ku telepon bagian pengaduan Telkom karena sudah kemarin aku daftar dan tunggu, petugasnya belum datang juga. Setelah ngobrol lama dan sedikit marah-marah, akhirnya petugas itu mengiyakan permintaanku untuk mendatangkan petugasnya yang kebetulan bekerja disekitar rumahku. Dengan sedikit marah kusuruh dia agar cepat.

Setelah pintu rumah kututup, kubuka bajuku dan celana jeansku dengan jilbab yang masih kupakai, kemudian bra dan CD pink ku menyusul terlepas dari badanku. Kurasakan hembusan AC kamar menerpa tubuh telanjangku, saat itu udara panas sekali dan aku nggak tahan.

Sambil menunggu petugas telepon yang dijanjikannya, aku menyempatkan diri menatap cermin besar disudut kamarku. Kutatap tubuh telanjangku yang kukagumi. Aku tersenyum melihat diriku masih berjilbab, bangga akan apa yang kumiliki. Kulit halus, tetek yang menantang dan pantat yang sekal. Kujamah tetekku yang putih mulus, Ntah sudah berapa orang yang sudah menjamahnya pikirku. Tanganku perlahan mengelus bibir memekku. Kemaluanku yang masih kelihatan indah walau sudah pernah dimasukin kontol-kontol. Tanpa kusadarai aku mulai mngelus-elus bibir memekku. Ntah kenapa libidoku langsung naik. Belum puas aku menuntaskan hasratku, kudengar bel pintu berbunyi. mungkin petugas telepon. Cepat juga dia batinku. Segera kuhentikan kegiatanku dan bersiap-siap untuk membukakan pintu. Kuambil kaos biru ku yang bertetek rendah dan rok pendek kain untuk menutupi tubuh polosku. Aku turun ke bawah untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka nampaklah seorang lelaki berdiri didepan pintu dengan membawa seperangkat alat kerja.

"Sore Mbak" katanya menatapku. Matanya langsung mengarah ketetekku yang menyembul sedikit dibalik kaosku. Aku sedikit deg-degan manakala dia tahu dibalik kaos dan rokku sudah tidak memakai apa-apa lagi.

"Sore juga.Kok lama sih?langsung kebelakang aja ya. Telepon rumah ini mati,mas. Padahal mau telepon teman buat nyari bahan kuliah nih"ujarku mengalihkan pembicaraan.

"Ok mbak, mana yang mau diperbaiki"katanya sambil mengikutiku dari belakang. Mungkin sambil berjalan dia pasti menatap pantatku yang bergoyang kesana-kemari. Mungkin dia tahu bahwa aku ga pakai CD dan bra, karena kaos dan rok yang kupakai lumayan tipis. Kain batik santung khas jogja. Aku sih cuex aja.

Setelah meneliti dan melihat jaringan kabel di rumahku, ternyata ada yang kabel yang konslet dan setelah di telusur ternyata kabel bermasalah tadi ada di dekat lubang angin di kamarku yang kalau diperbaiki dari luar rumah agak sulit maka dia minta ijin untuk masuk ke kamarku untuk segera membetulkannya. Rumah kontrakanku ini hanya ada 2 kamar dengan kamar mandi dalam dengan kamar tamu persis di sebelah kamar yang kupakai dan belakangnya sudah ruang makan dan kamar mandi luar untuk tamu-tamuku.

"Mbak tadi mau mandi ya?"tanyanya

"emang kenapa?"lanjutku heran.

"Enggak,... Beha dan Celana dalam, Mbak diatas ranjang tuh. He..he..jadi pasti mau mandi"Katanya sambil menunjuk kearah ranjang tempat bra dan Cdku sambil cengengesan. Mati aku pikirku. Berarti dia tahu dong kalo aku ga pake apa-apa lagi. Tapi perlahan-lahan aku mulai menikmati suasanan ini. Malah ada perasaan senang kala tubuh indahku dikagumi orang lain.


"Ya udah, kenapa emang. Langsung aja kerja" ujarku pura-pura marah.

"Ok..ok.." Katanya sambil membuka bajunya sehingga badannya yang hitam mengkilat terlihat.




"Maaf mbak agak gerah, hari ini bapak banyak kerjaan, lagian wearpacknya ini agak kekecilan" katanya sambil melempar bajunya keranjang tempat bra dan Cdku tergeletak. Dia mulai bekerja memotong, menyambung dan mengecek jaringan telepon dengan alat yang dibawanya. Aku menatapnya bekerja. Orangnya sedikit gendut, hal itu kulihat dari lemak yang ada diperutnya. Tapi badangnya cukup tinggi dan berisi. Umurnya sekitar 35 tahun. Dari otot-otot dilengannya aku tahu bahwa dia sering bekerja menggunakan otot.

Ntah kenapa nafsuku mulai naik. Mungkin karena sudah 2 minggu ini tidak ML atau karena masturbasiku yang terhalang tadi. Tiba-tiba Mulai timbul pikiran jorok dikepalaku. gimana seandainya kuberikan tubuhku untuk dicicipinya dan aku juga dapat merasakan kontolnya. Rasanya pasti nikmat sekali karena staminanya yang kuat dan bisa membuatku melayang-layang.

Aku mulai memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan kesempatan itu. Aku yakin dia tidak akan menolak. Bodoh saja jika ada yang menolak bercinta dengan gadis muda yang cantik dan sexy sepertiku. Apalagi kondisi rumah mendukung, sepi dan sunyi tanpa orang kecuali kami berdua.

Aku lalu berpura-pura mendekat kerahnya dan melongok apa yang dikerjakannya.

"Sudah selesai belum pak"Ujarku sambil pura-pura menunduk dihadapanya. Dia bukannya menjawab malah matanya melotot kearah rongga dasterku. Aku tahu tetekku hampir setengah memcuat keluar.

"Oh..eh..sebentar lagi,mbak" katanya gugup sambil berpura-pura bekerja terus. Tapi sesekali diliriknya ke arahku. Aku makin menundukkkan tubuhku pura-pura mengerahkan pandangaku ke alat pengecek jaringan yang dipegangangnya. Dia terbelalak melihat buah tetekku yang tergantung indah. Malah puting tetekku sekilah tersingkap dari balik dasterku. Aku pura-pura tidak memperhatikannya.

Perlahan-lahan kulihat tangannya bergerak kearah tetekku, dan langsung diremasnya tetekku itu. Aku pura-pura terkejut dan segera berdiri.

"Jangan Kurang ajar ya , pak. Nanti saya laporkan ke polisi" ucapku pura-pura marah.Dia bukannya takut malah dengan sigap ditanggapkapnya kedua tanganku. Lalu dibalikkannya tubuhku hingga aku dipeluknya dari belakang. Aku pura-pura meronta-ronta kala tangannya dengan kasar meremas-remas tetekku. Remasannya cukup keras sehingga aku menjerit.

"Hentikan..hentikan....."teriakku.

"Sudahlah mbak. Ga ada gunanya berontak. Kan Mbak yang mancing-mancing saya"Katanya sambil mengarahkan ciumannnya keleher jenjangku yang masih sedikit tertutup kain jilbab. Aku mendesah tertahan kala bibirnya memagut salah satu titik sensitifku. Libidoku langsung naik. Apalagi tangannya mulai meraba-raba paha dan memekku yang sudah basah. Aku yang daritadi berpura-pura berontak mulai mendesah-desah. Meyadari aku yang pura-pura berontak membuatnya melepaskanku.

Aku tersenyum genit kearahnya.

"Nakal kamu ya..."ujarnya sambil menyergapku yang berdiri menantang. Dia lalu melumat bibir mungilku dengan bibirnya yang tebal dan kasar itu. Walaupun nafasnya bau namun naluri sexku membuatku lupa akan segalanya, lidahku malah ikut bermain dengan liar dengan lidahnya sampai ludah kami bertukar dan menetes-netes sekitar bibir.

Kemudian dia menurunkan kaosku dari kiri dan kanan pundakku sehingga tetekku terpampang dihadapannya.Dia cukup kaget setelah melihat gumpalan daging yang bulat, besar dengan puting kecoklatan.

"hhmmmm..., tetek Mbak sungguh besar, sudah lama bapak tidak merasakan ini," katanya sambil meremas-remas tetekku. Berbeda dengan awal tadi yang cenderung kasar, kali ini dia dengan lembut menikmati tetekku. Dielus-elusnya sambil putingku dipilin-pilin. Aku hanya memejamkan mata sambil bersandar ke dinding kamarku. Kedua tetekku menjadi bulan-bulanan tangannya. Aku menikmatinya.

Mataku terbuka kala kurasakan sebuah benda basah menempel diujung putingku. Kulihat dia sudah mulai menggunakan mulutnya untuk melumat tetekku.

"Oouukkhhh..pak....terus......jilat tetekku...ouhhhh........". desahku sambil mengigit bibirku menahan gejolak didadaku.

"Senang ya bapak gigit seperti ini?"katanya sambil menggigit tetek kananku dengan pelan. Aku hanya mengangguk pelan dan makin kuat mengigit bibirku saking nikmatnya. Giginya yang bermain ditetekku membuatku makin melayang.

"hmmm...sungguh gempal dan padat, kencang sekali tetekmu..."katanya lagi sambil menarik-narik benda kenyal itu dengan mulutnya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Tetekku merupakan titik paling sensitifku, jadi ketika mempermainkanya, kurasakan darahku mengalir dengan cepat. Puas mengerjai tetekku dia lalu melepaskan rok kainku sehingga aku telanjang total, kecuali kepalaku yang masih terbalut jilbab karena saat akan ku lepas dia menolaknya, katanya dia sebenarnya sangat ingin ngentot dengan mahasiswi berjilbab sepertiku. Matamya terbelalak melihat kepolosanku. Siapa sih yang tidak kagum melihat tubuh telanjang seorang gadis belia sepertiku. Apalagi kesexyan tubuhku kini terpampang jelas.

"Bagus ga, Pak tubuhku pak?" tanyaku sambil mengusap perutku. Dia hanya mengangguk pelan sambil matanya melotot kememekku. Aku yang memang gila pujian merasa senang sekali karena dia sangat menyukai keindahan tubuhku.

Lalu aku mengajaknya keranjang kamarku. Dia hanya mengikutiku dari belakang. Bra,CD dan bajuku dan juga bajunya yang tadinya terletak diranjangku, kubuang kelantai. Aku lalu naik ketempat tidur. Aku ingin memancing nafsunya sekaligus aku ingin melepaskan ke`liaran`ku. Maka kubuat tubuhku menungging kearahnya. Kuarahkan pantatku kearahnya seolah menantang untuk ditampar. Kepalaku kudaratkan dibantal, lalu pantatku kubuat lebih menungging. Posisiku yang menungging seperti itu membuat memekku bisa dilihatnya dari tempatnya berdiri. aku ingin melepaskan obsesiku yang telah lama kupendam, dimana aku dengan telanjang bulat memamerrkan keindahan tubuhku didepan orang lain. Kupamerkan memekku yang ditumbuhi bulu-bulu halus kearahnya. Matanya hampir copot melihat anak gadis berusia 20 tahun, cantik dan sexy menungging telanjang dihadapannya. Hal itu membuatku makin basah. Walau belum diapa-apain, tapi aku bisa merasakan kenikmatan yang tiada tara berpose bugil seperti ini.

Kugerakkan tanganku memanggilnya yang terbengong-bengong melihat kesintalan tubuhku yang siap menjadi santapannya. Seperti orang bodoh dia mendekat perlahan sehingga jarakku dan dia hanya tinggal setengah meter. Dia tidak tahu mau ngapain selain bengong melihat tubuh telanjangku.

"Pak....."Desahku manja sambl menggigit bibirku kearahnya. Kuelus-elus pantatku sambil sesekali kuarahkan jariku menyelinap ke liangku. Aku berusaha menggodanya.

Kutarik tangannya untuk merasakan kehalusan kulit pantatku. Dia lalu mulai meraba-raba pantataku yang putih mulus bak pualam. Dielusnya juga kulit pahaku dengan tangannya yang kasar. Kasarnya tangannya sangat kontras dengan pantatku yang lembut. Punggungku pun kemudian menjadi persinggahan tangannya. Diraba dan dielusnya punggungku. Bahkan tangnya sesekali turun kebawah punggungku untuk meremas tetekku yang semakin ranum karena aku menungging. Bagian belakang tubuhku tidak ada yang luput dari rabaannya.

"sempurna sekali kulit,Mbak". Katanya sabil menepuk-nepuk pantatku yang montok.

"Ayo Pak nikmatin aku sepuasmu. Kapan lagi bapak bisa merasakan kenikmatan bercinta dengan mahasiswi berjilbab sepertiku"Ujarku.

Puas meraba sekarang giliran lidahnya yang merasakan kelembutan kulit pantatku. Kurasakan air liurnya dipantatku bagian kanan. Dia menjilat-jilat pantatku dari kanan kekiri. lama kelamaan jilatannya pada pantat mulusku semakin turun.. dan akhirnya sampai di kewanitaanku, aku bergetar seperti kestrum listrik saat lidahnya menerobos liang sengamaku.

"Oooohhhh....aauuwww.......oookkkhhhh............."desahku tertahan. Aku makin melebarkan pahaku untuk memberikan keleluasaan pada mulutnya untuk bergerilya. lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku. Aku menggigit bantal kala ujung lidahnya masuk semakin kedalam ke liang kenikmatanku. Lidahnya bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, sehingga aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya.

Tidak berapa lama kemudian akhirnya aku orgasme dengan permainannya dimemekku.

"Ooouugghhhhh...hhhhaaaahhh....aku kkeeluar....arrrr.........................."desahku mewarnai orgasmeku yang pertama.

Dia melepaskan tubuhku, aku membalikkan badan hingga telentang diranjang dengan sisa-sisa orgasmeku. Kulihat matanya yang masih tak berkedit menatap tubuh polosku. Kami istirahat sebentar sebelum melanjutkan ronde berikutnya. Dia mendekat kearahku, Tetekku yang naik turun perlahan-lahan dijamahnya. Dielus-elusnya putingku lagi. Hal itu membuat libidoku perlahan-lahan naik lagi.

"Mbak,sangat cantik saat orgasme kayak gini, baru kali ini bapak melihat mahasiswi berjilbab yang lagi orgasme,merangsang banget"Katanya sambil tetap meraba tetekku.

Aku mulai berani, maka kuelus kontolnya dari luar. Kurasakan benda bulat padat berada digenggamanku. Walau belum melihat kontolnya, tapi aku tahu pasti ukurannya diatas rata-rata. Hal itu membuatku makin bernafsu. Aku penasaran dengan isi celana dalamnya.

"Pak,buka dong Celananya. Masa Mae sudah bugil total bapak masih pake celana"Rengekku manja.

"Tenang mbak... Bapak akan buka, dan kamu pasti akan terkejut lihat kontol bapak"katanya sambil tersenyum.

Lalu dia membuka celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu panjang, besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya.

"Pak sini, saya mau pegang." Bujukku kepadanya. Dia lalu mendekat. Kusuruh dia berbaring telentang ditengah ranjang. Lalu Kugenggam kontol besar itu. Sungguh panjang dan kokoh. Tangan mungilku sangat kontras dengan kontolnya. Ukuranya kira-kira lebih dari sejengkal, ada 18cm-an dan jari-jari tanganku nggak dapat bertemu saat menggegamnya, tebel banget, mungkin 4 cm-an lebih kali. Kuelus-elus kontol itu sambil kukocok-kocok. Dia merem melak menikmati elusan jariku. Baru dielus aja udah merem-melek. Belum tahu aja dia saat merasakan isapanku, batinku.

"Pak.. aku kulum ya.. Pak!" desahku tak tahan lagi ingin mengulum kontol itu. Dia hanya mengangguk.Aku mulai menundukkan kepalaku, lalu mendekatkan wajahku kekontolnya. Kontolnya tidak terlalu bau sehingga tanpa menunggu lama aku langsung memasukkannya kemulutku. Oookkhhh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya. Kurasakan batangnya bergetar dibibir mungilku. mulutku yang kecil tidak sanggup menampung semua batangnya, masih ada sisia diluar mulutku kira-kira beberap centi lagi, tapi tak kupaksakan. Aku lalu mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Dia mendesah-desah enak menikmati permainanku,

"Aahhh,Mbak...enak sekali...sudah pengalaman ya?...aah..aahh..aah.." ceracaunya.

"Ehm...ehm...."Hanya itu yang keluar dari mulutku. aku tetap berkonsentrasi mengoralnya. Dia pasti tidak habis pikir bisa merasakan oral sex dari mahasiswi perguruan islam yang cantik sepertiku.

Untuk menaikkan tempo permainan, Kemudian kami mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69. Aku naik ke wajahnya sehingga memekku tepat didepan mulutnya. Kemudian aku kembali membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya lagi.

Dia kembali mendesah-desah kenikmatan sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan tangannya mulai mengelus-elus kulit pantatku. Jarinya tidak tinggal diam. Tak berapa lama kemudian ada gerakan memutar-mutar di dalam liang memekku oleh jarinya. 1 buah jarinya dimasukkan lebih dalam kememekku sehingga aku makin melayang. Tak sampai disitu saja jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitorisku. Dan satu hal yang membuatku makin liar adalah saat lidahnya juga turut menjilati memekku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum kontolnya.

Ruangan ini semakin panas saja, dimana terjadi pergumulan antara 2 orang yang beda umur dan beda status.

"Aku sudah tidak tahan lagi. Ayo pak, entot aku"Pintaku sambil melepas kontolnya dari mulutku

Aku lalu tertidur telentang dengan memekku kubuka lebar-lebar siap menerima desakan kontolnya. Dia ternyata mengerti, maka perlahan-lahan dia berdiri didepanku. Matanya dengan tajam memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu. Kemudian diarahkannya kontolnya yang sudah tegang itu liangku. Aku memejamkan mata menikmati detik-detik ketika kontolnya menerobos memekku. Walau bukan yang pertama kali bercinta, tapi Kontolnya kesulitan menjebol memekku yang masih sempit itu. kepala kontolnya yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku. Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.

"Aaaakkkkhhhhhh..........aakkhhh..............aaaaah......hhhhhhhhhhhhhhhh......" Aku menjerit dengan panjang sama seperti pertama kali ada kontol memasuki memekku. Dia bukannya mengerti malah dengan kecepatan tinggi mulai menggenjotku sehingga aku merasa kesakitan.

"Pak...aaauuww..pelan.......pelaa....nn....... ookkhhhh....aauuuwww........." teriakku.

Dia tidak menghiraukan jeritanku yang meminta dia sedikit lembut. Dia malah dengan brutal mengesek-gesek memekku. Kuomeli dia untuk sedikit lebih lembut. Namun dia tidak menghiraukan, memekku dipompanya seperti orang kesetanan. Lambat laun rasa sakit mulai hilang digantikan rasa nikmat yang tiada tara.

"Aaakkhhhh....aakkhhh......aaakkhhh......yyeessshhh....nnikkhh....mmaaatthh......."desahku mulai bisa menikmati kekasarnya.

Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap dia menggerakkan pantatnya kearahku, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukannya.

Tetekku tergonyang-goncang ketas dan kebawah,mengikuti gerakan tubuhku. Aku bisa melihat bagaimana batang kontol lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukurannya yang gede itu, dan ini makin membuatnya tergila-gila.

"Ooohhhh....nikmat sekali jepitan memekmu". Katanya...."Mimpi apa aku bisa ngentot dengan mahasiswi cantik sepertimu..aakkhhh..aaahhhh..."

"Aaaa......hhaahhh...yo,pppaaakkhhh.... Sssshhh......ssshhodokkk terrruuussshhh.... Nikmatin tubuhku..aakhhh..aakkhhh.. ..aakkhh...mmpphhh....."Jawabku sebisaku.

Aku kemudian menarik tangannya lalu kutempelkan di tetekku. tangannya lalu meremas-remas tetekku yang bergoyang bebas. Diremasnya tetekku yang kanan dengan tangan kirinya. Aku dapat merasakan puting tetekku mulai mengeras. Sodokannya yang liar serta remasannya ditetekku membuat aku merasa memekku seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Aku menjerit sekuat tenaga merasakan cairan cintaku mengalir dengan derasnya. Dia masih terus menyodokku hingga orgasmeku makin panjang, " Aaaaaaarrrrggghhhhhh......... aaaakkkhhhhhh...... hhhhaaaakkhhhh...... aakhhh...akkhhh...aakkhhh... nnniiiiiikkkkkhhhhh......mmmaatttttt...... bbbhhhhaaaa......nnngeettttthhhh...... ppppaaa... aaakkkhhhh...... ooouugggghhhhhh...... sssshhhhhhhh...... "

Lalu dia merubah posisi dibalikkannya tubuhku hingga nungging dengan kedua lututku bertumpu diatas tempat tidur. Aku yang masih lemas menurut saja apa kemauannnya. Blleesss...... Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin dalam saja. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati kontolnya yang mulai keluar-masuk.. Sambil menyodokku dia meraih tetekku yang berayun-ayun. Tetekku dijadikannya pegangannya untuk memacu tubuhku kadang dia juga meremas kuat kain jilbabku seperti seorang joki. Kembali kenikmatan yang kurasakan.

Permainan nya sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya.Gesekan-gesekan kontolnya dengan dinding memekku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu. Suara springbedku berdenyit-denyit bercampur baur dengan erangan kami.

Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, dan saat aku keluar dia meremas tetekku dengan ganasnya sambil tangan kirinya berusaha menarik dan menjambak jilbabku, "Aaaaakkkkhhhh......aaakkkuuuu...... kkkkllllluuuuuuaaa...... aaaarrrr...... hhhaah....hhaaah...hhhaah..... mmmpphhhhh..... oookkhhhhh...... pppaaakkkkkk.......ssssshhhhhhhhh........." keringatku sudah menetes-netes di ranjang. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari kontolnya yang masih tegang. Dia cuman menarik kontolnya dan duduk diranjang, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai.

"Bapak kok belum keluar sih?Padahal saya sudah keluar 3 kali?"tanyaku heran sambil ngos-ngosan.

"Bapak memang punya stamina yang kuat Mbak. Bapak kan pekerja kasar. Jadi tenaga bapak kuat. Jangankan seorang Mbak, 10 orang juga bapak jabanin.he..he.."katanya.

Aku hanya tersenyum. Kemudian aku permisi kepadanya untuk mengambil air dikulkas. Kerongkonganku kering karena berteriak-teriak dari tadi. Aku ke arah dapur. Dengan masih telanjang (karena dirumah tiada siapa-siapa selain kami berdua), aku mendekati lemari es. Aku menuangkan air dingin dari kulkas dan meminumnya. Lega rasanya saat air bening itu mengalir membasahi mulutku. Setelah menutup pintu kulkas aku membalik badan kulihat dia menghampiriku. Aku melihat tubuh telanjangnya, badannya semakin mengkilat karena keringat. Kulirik kontolnya masih dalam posisi tegang maksimal.

"Mbak lanjutin lagi,yuk. Bapak sudah tidak tahan lagi"Bujuknya kepadaku.

Sambil berkata begitu dia mengelus-elus kontolnya. Sungguh aneh membayangkan seorang bapak-bapak mengocok-ngocok kontolnya didepan seorang mahasiswi muslim seperti ini. kemudian aku mendekatinya. Aku ingin memuaskannya. Lalu aku mendekatkan mulutku kewajahnya, mulut kami mulai saling memagut, lidah kami saling saling membelit. kugenggam kontolnya dan kuremas-remas gemas. Kurasakan tangannya meraba punggungku. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi. Kemudian kuajak dia ke ruang tamu lalu kupersilakan dia duduk di sofa. Aku ingin gaya woman on top.

"Sekarang saya yang akan puaskan bapak"Ujarku sambil mendorongnya agar bersandar di sofa.Kemudian kuangkat pantatku dan mengarahkan memekku kekontolnya. Kuturunkan tubuhku perlahan-lahan kearah batangnya yang sudah sangat tegang. Dia memegang kontolnya siap menerima jepitan memekku. Sedikit demi sedikit aku merasakan ruang memekku terisi dan dengan beberapa hentakan masuklah batang itu seluruhnya ke dalamku.

"Pppaaaa....kkkk.....kkkhhhhh...............oookkkhhh.............!" desahku dengan tubuh menegang dan mencengkram bahunya. Aku tak kuasa untuk tidak menjerit pelan kala batangnya membelah bibir memekku. Sama sepertiku dia juga mendesah menyebut namaku saat kontolnya amblas ditelan memekku.

"Mmmaaa......aaeee......eessssttt...hhhhhhhhhhhhhhh" dia mendesah nikmat.

Kurasakan liangku penuh dan sedikit perih , tapi itu cuma sebentar karena selanjutnya yang terasa hanyalah nikmat. secara perlahan-lahan aku menaik-turunkan tubuhku diatas kontolnya. Kupacu kejantannya dengan goyanganku. Kadang cepat kadang lambat. Aku meliuk-liuk diatas batangnya yang besar itu. Aku tiba-tiba menjadi gadis yang liar yang butuh kenikmatan. Aku sangat menikmati posisi ini,karena aku bisa mengendalikan permainan. Posisi ini pasti kulakukan jika bercinta dengan pasanganku.

Desahan-desahan nikmat menandai keluar masuknya batangnya. Kontol itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu

Tetekku yang sudah menegang maksimun terayun-ayun dengan indah dihadapannya. Dia juga mulai membantu menyodok-nyodok kontolnya,sehingga kenikmatan yang kurasakan semakin bertambah. Sambil meyodokku dia meremas-remas pantatku. Malah terkadang dia mengangkat pantatku lalu menurunkannya lagi dengan cepat.

"Aaahh..aaakkkhhh...tteeee......rrrruuussss...... sssshhhhhhhh...... ppaaakkhhh....puaskann.... aakkuuu......aaakkkhhhhh...... oouuukkkkkhhh...... hhhhhhhh" jeritku seiring dengan naik-turunnya tubuhku.

"Ookkhhhh......oookkhhhh......ooohhhhhh.....memeeekkkhh...mmuu...nikmat...bangeetthhh... oohhhh... ssshhh...eerreett... Mmmaaeee..... hhhhhhhhh..." geramnya sambil meremas kedua bongkahan pantatku.

Tubuhku terlonjak-lonjak dan tertekuk menahan persetubuhan yang sensasional ini. Hal itu membuat tetekku semakin membusung ke arahnya. Kesempatan ini dimanfaatkan dia dengan baik, dia langsung melumat tetekku yang kanan dengan mulutnya, mengenyotnya dengan ganas sambil bibirnya memilin-milin putingku. Aku semakin menjerit keras. dengusan nafasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar birahi. Kuremas rambutnya dengan kuat. Malah dia semakin menyerangku dengan meremas-remas ganas dan menyoyot tetekku yang kiri serta memilin-milin putingnya dengan mulut dan tangan kanannya menarik serta menjambak jilbabku yang sudah awut-awutan ke belakang namun jilbab itu ternyata belum lepas benar dari kepalaku cuman rambut depanku menjadi lebih menyembul. 25 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Saling berlomba-lomba mencapai puncak. Sodokan-sodokannya makin lama makin cepat dan makin berirama. Mulutnya tak henti-henti mencupangi tetekku yang mencuat di depan wajahnya, sesekali mulutnya juga mampir di pundak dan leherku. Tetekku yg padat, kencang dan halus kini menjadi kemerah-merahan akibat disedot-sedotnya.

Sungguh kenikmatan yang sangat sempurna. (Hal inilah yang membuatku ketagihan sex). Tangannya yang tadi lembut mengerayangi tetekku yang kiri, sekarang cenderung kasar. Aku sudah tidak merasakan kekasaran tanganya dan giginya yang menggit tetekku. Yang kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Gesekan-gesekan diliang kewanitaanku serta remasan - remasan di tetekku membuat pertahananku sebentar lagi akan jebol. Pandanganku kabur dan kurasakan kesadaranku hilang. Akhirnya akupun tak bisa menahan orgasmeku.

"Aaaahhkkkk...aaaaa....kkkkkuuuu....kkkkkhheeee....lllllluuuu.........aaaaaarrrrr...aaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhh...... ooouuggghhhhhhhh.......kkkhhhhooonnn.... tttthhhooolllll.... Bbbbaaaaa......pppaakkkkhhhh...... nnnniiikkk.... Kkkkhmmmaaaatttt...... ooouuuuwww...... ssssshhhhhh.... Aakkhh...aakkhhh...aaakkkhhhh....aaaahhhhhhh!"jeritku nggak tahan bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku diatas kontolnya.

Tapi dia belum juga selesai. Dia masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Aku yang sudah lemas hanya bisa mengikuti irama goyangnnya. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seperti dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali.Kemudian dengan kasar di dorongnya tubuhku keatas sofa sehingga aku telentang. Dia lalu naik ke tetekku. Di sana dia menjepitkan kontolnya yang sudah licin mengkilap itu di antara kedua tetekku, lalu dikocoknya. Tetekku yang besar sanggup menjepit kontolnya. Dia mengocok-ngocok kontolnya sampai maninya menyemprot dengan deras membasahi wajah berjilbab dan tetekku.

" Aaaaaarrrrrgggghhhhhhh......... ooouugghhhhhhh...... ccrroottt.....ccrrootttt......ccrroooootttt...... hhhaaaakkkhhhhh..... aaahhh....eeegghhhh......sssshhhhhh......." Erangnya sambil tetap mengocok kontolnya.

Aku sudah kehabisan tenaga, kubiarkan saja maninya berlepotan di tubuhku, bahkan yang mengalir masuk ke mulut pun kutelan sekalian. Kemudian dia menempelkan kontolnya pada bibirku dan menyuruhku membersihkannya. Kujilati kontol itu sampai bersih dan kutelan sisa-sisa maninya. Setelahnya dia terduduk lemas disofa.

Wanita Penuh Variasi




Nama saya Jeffry dan saya saat ini sedang kuliah di salah satu PTS di

salah satu kota besar di Indonesia, dan hari ini adalah hari pertama

saya datang ke kota ini karena besok perkuliahan saya sudah dimulai.

Sesudah sampai dari kampung, maka saya segera menuju tempat kost saya

karena saya sendiri sebenarnya belum mengenal kost baru itu. Sesampainya

saya segera menekan bel tapi kemudian terdengar dari rumah sebelah

seorang wanita setengah baya memanggil saya dan berkata,"Kamu Jeffry yach?"

Dan saya menjawabnya, "Iya, kok tahu?" tanya saya penuh rasa ingin tahu.

Lalu wanita itu segera berkata,"Nggak, saya adalah ibu kost rumah ini

dan saya tinggal di sebelah sini." Lalu saya bergumam, "Ooh.." Setelah itu ibu ini segera membawa saya untuk masuk dan mengenalkan

tempat kost ini.

Setelah di dalamnya ibu itu segera menerangkan keadaan rumahnya, rumah

ini terdiri dari 4 tingkat dan di dalam sudah ada penghuninya yaitu

sepasang suami istri yang menyewa tingkat 2, seorang wanita yang

menghuni tingkat 3 dan 3 orang mahasiswa dari luar kota yang menghuni

tingkat 4 yang terdiri dari 4 ruangan kamar 3x2 meter dan kami

masing-masing menempati kamar-kamar ini, dan kamar untuk saya tepat

menghadap ke arah tempat jemuran. Setelah itu saya pun berkenalan dengan

para mahasiswa ini dan malamnya ketika kami sedang menonton TV (yang di

letakkan di tingkat 3) tercium oleh saya wangi parfum yang sangat

mengoda. Ternyata seorang wanita yang saya taksir berusia sekita 35

tahun naik ke atas dan dialah yang menghuni kamar di tingkat 3 ini. Lalu saya pun segera berkenalan dengannya dan dia bernama Eva, tapi

dilihat dari bentuk tubuh dan wajahnya dia tak beda dengan wanita usia

20-an. Wajahnya terlihat sangat manis belum lagi dada dan pinggulnya

yang sangat menantang. Sungguh membuat saya menelan ludah. Lalu saya

tahu dari ketiga temen saya kalau Mbak Eva ini bekerja di salon dan

mungkin saja menjadi simpanan seorang pria, lalu saya mengangguk tanda

mengerti.

Tak terasa saya sudah tinggal di kost itu hampir 2 minggu dan kalau di

pagi hari rumah itu selalu kosong karena selain ketiga teman baru saya

itu kuliahnya pagi, Mbak Eva juga selalu keluar rumah dan sepasang suami

istri itu juga jarang pulang ke rumah ini. Singkatnya kalau pagi hari

saya selalu sendirian, dan pagi ini saya bangun tentu saja suasana sunyi

senyap dan saya melihat keluar jendela yang menghadap ke tempat jemuran

tampak oleh saya dijemur celana dalam yang berwarna hitam dan tentu saja

saya tahu kalau itu adalah celana dalam Mbak Eva, tapi entah kenapa

timbul niat saya untuk melihat CD itu dari dekat. Lalu saya pun segera



keluar dan setelah melihat situasi cukup aman saya segera mengambilnya

ke dalam kamar saya dan di dalamnya saya segera mencium CD itu dan

tercium wangi deterjen yang harum. Belum puas dengan tindakan itu, saya

segera menurunkan celana sekaligus dengan CD saya dan segera memakai CD

itu dan tampak oleh saya sangat memikat yaitu terdapat renda di

sekelilingnya dan sekitar selangkangannya terdapat jala-jala yang kalau

dipakai oleh Mbak Eva tentu akan tampak di jala-jala ini bulu

kemaluannya.

Langsung saja kemaluan saya segera menegang dan setelah mengembalikan

CD-nya ke tempat semula. Saya segera masuk ke kamar mandi untuk mandi

dan tentu saja saya segera melakukan onani untuk memuaskan nafsu saya.

Setelah kejadian itu saya hampir setiap pagi mempunyai kegiatan rutin

yaitu mengamati CD Mbak Eva dan tentu saja memakainya sambil melihat

keindahannya, dan tak lama kemudian saya sudah hampir dapat mengetahui

jumlah CD Mbak Eva (mungkin karena selalu mengamati CD-nya), CD Mbak Eva

berjumlah sekitar 6 potong dan setiap potongnya mempunyai keunikannya

baik dalam coraknya maupun warnanya sepeti warna hitam berenda,


warna

pink dengan lipatan lipatan kecil, dan warna kuning kilat. Tapi yang

paling menarik menurutku adalah CD warna putihnya yang setengahnya yaitu

bagian depannya terdiri dari renda dan bagian belakangnya terbuat dari

sutra. Selain itu saya juga suka CD-nya berwarna biru langit dan di

depannya yaitu tepat di arah selangkangannya terdapat gambar seekor

kucing dalam gaya memberikan tanda "peace" (lucu juga CD ini dalam

pikiranku). Semuanya berjalan lancar hingga suatu pagi ketika bangun tentu saja saya

segera melihat keluar dan tampak oleh saya CD Mbak Eva. Lalu saya

bermaksud untuk mengambilnya untuk diamati. Begitu melepas jepitan

jemurannya dan mengambilnya tiba-tiba terdengar ada suara orang naik ke

atas dan tentu saja saya terkejut dan segera melempar CD-nya ke lantai

lalu saya bermaksud kembali ke kamar saya, tapi baru sampai di pintu

saya melihat Mbak Eva sedang memakai baju tidur terusannya dan Mbak Eva

bertanya kepada saya, "Lho baru bangun yach?" lalu saya mengiyakannya

dan bertanya, "Mbak Eva nggak kerja hari ini?" dan dijawab, "Nggak,

malas tuh," dan saya segera masuk ke kamar saya dengan perasaan was-was

lalu tak berapa lama kemudian terdengar pintu kamar saya diketuk, dengan

perasaan berdebar saya membuka pintunya.

Tampak di luar Mbak Eva dan dengan mata tajam Mbak Eva berkata, "Boleh

saya masuk? saya ingin bicara sama kamu," dan saya pun membiarkan Mbak

Eva masuk lalu Mbak Eva masuk dan bertanya sama saya, "Kamu tadi mau mengambil celana dalam saya yach?" "Nggak kok." "Apanya yang nggak, buktinya itu CD saya terjatuh di lantai padahal saya

sudah menjepitnya dengan kuat." Seperti sudah tak dapat disembunyikan saya pun mengakui kalau saya yang

mengambilnya. Lalu Mbak Eva berkata lagi, "Sudah berapa lamu kamu melakukan ini?" "Sudah hampir 2 minggu Mbak." "Apa yang kamu lakukan dengan CD saya?" "Saya menciumnya lalu memakainya, itu saja kok nggak ada yang lain." Lalu Mbak Eva tersenyum dan berkata, "Apa enaknya kamu mencium dan

memakainya, kamu mau nggak melihat saya yang memakainya dan mencium

wangi yang sesungguhnya?" Seperti mendapat kesempatan emas lalu saya berkata, "Ah.. Mbak jangan

bercanda ah.."

Dan Mbak Eva berkata, "Nggak, saya nggak bercanda, saya serius, kalau

kamu nggak mau yach sudah, Mbak mau turun," sambil Mbak Eva membalikkan

badannya. Tapi saya segera menarik tangannya dan segera berkata, "Saya mau kok

Mbak!" Sedangkan tangan saya satunya lagi segera menarik rok baju tidurnya ke

atas dan tampak oleh saya CD-nya yang menjadi kesukaan saya yaitu CD

berwarna putih dengan renda di bagian depan dan bagian belakangnya

terbuat dari sutra. Lalu Mbak Eva berkata, "Ih.. kamu jangan gitu ah..'" tapi saya segera

mencium bibirnya yang mengoda itu dan Mbak Eva membalasnya dengan

hisapan dan gigitan kecil dan tangannya memegang kemaluan saya yang

sudah mulai mengeras itu, lalu saya melepas ciuman saya sedangkan tangan

Mbak Eva masih di kemaluan saya meskipun cuma dari luar celana tidur

saya. Kemudian saya segera mendorong tubuh Mbak Eva untuk merapat di dinding,

dan kemudian tangan saya mulai bergerilya di daerah sensitifnya dan

tentu saja dari luar CD-nya tapi tak lama kemudian karena tak sabar saya

segera memasukkan tangan saya ke dalam CD-nya dan menyentuh kemaluannya,

Mbak Eva mendesah "Uuh.. geli Jeff.. tapi nikmat sekali.. terus.. enak

sekali.. uh.. ah.." Lalu tak lama kemudian kemaluan Mbak Eva sudah mulai

basah. Karena sudah terangsang maka Mbak Eva segera mendorong tubuh saya

ke tempat tidur dan dengan segera Mbak Eva memeloroti celana saya dan CD

saya, lalu dengan pelan dia menjilat kepala kemaluan saya yang sudah

menegang itu kemudian memasukannya ke dalam mulutnya hingga masuk

semuanya ke dalam mulutnya dan menghisapnya seperti menghisap es

batangan. Tanpa sadar karena keenakan saya mendesah, "Uh.. enak sekali

Mbak.. isap terus Mbak.. jangan berhenti..!" Lalu tangan saya mulai

menjambak rambutnya dan menekan kepalanya terus, sedangkan kaki saya

mulai menegang karena keenakan, lalu Mbak Eva menghentikan kegiatannya. Kemudian Mbak Eva mulai membuka baju piyamanya dan tampaklah oleh saya

sepasang buah dadanya yang sangat menantang terbungkus oleh BH yang unik

sekali, tapi seperti sudah tidak tahan Mbak Eva segera melucuti BH-nya

dan melepas CD sutranya. Tampaklah oleh saya pemandangan yang sangat

indah dengan buah dada yang bulat dan pentilnya yang berwarna kecoklatan

menantang dan paha yang mulus tapi yang paling menggoda adalah bagian selangkangan yang ditumbuhi pelindung alami yang cukup lebat tapi

terbentuk dan terawat sangat rapi, sungguh membuat saya menelan ludah.

Lalu Mbak Eva naik ke atas tubuh saya, dan dalam posisi jongkok kemudian

mengarahkan lubang kemaluannya ke arah kepala kemaluan saya. Begitu

tersentuh, saya dan Mbak Eva menjerit pelan bersamaan,


"Uuh.." dan

dengan pelan Mbak Eva menekan lubang kemaluannya dan kepala kemaluan

saya amblas ke dalamnya meskipun tidak terlalu susah tapi untuk ukuran

wanita seperti Mbak Eva kemaluannya termasuk sangat sempit, dan Mbak Eva

berteriak, "Aduh.. sakit sekali.. tapi terasa nikmat," dan saya tak

hentinya menjerit, "Terus Mbak.. nikmat sekali kemaluannya.. terus Mbak.."

lalu Mbak Eva makin menekan turun tubuhnya dan tak lama kemudian maka

masuklah seluruh batang kemaluan saya yang termasuk ukuran besar itu ke

dalam lubang surgawinya. Kemudian tubuh Mbak Eva segera menimpa badan

saya dan berteriak, "Aduh sakit sekali.. uh.. aduh.. uh.. ahh.." Sesudah

istirahat hampir 5 menit lamanya Mbak Eva mulai bangkit dan batang

kemaluan saya tentu saja masih di dalam lubang kemaluannya. Lalu Mbak

Eva mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur sambil tangannya menopang

pada tubuh saya dan terdengar suara tubuh kami berbenturan, "Piak pret

piak.." dan dengan gerakan yang liar Mbak Eva menaiki tubuh saya dan

sambil terus menggoyang tubuhnya dan terus berpacu untuk mencapai puncak

kenikmatan dunia dan terus mendesah, "Uuh.. ah.. ah.. nikmat sekali..

uh.. ah.." Sedangkan tangan saya tak hentinya meremas buah dadanya dan

memainkannya. Lalu sesudah hampir 10 menit Mbak Eva berkata, "Saya mau sampai.." Saya pun berkata, "Saya juga Mbak.. tahan sebentar lagi.." Tak lama kemudian terdengar Mbak Eva menjerit "Uuh.. saya sampai.. uh.." Dan saya juga merasa bendungan saya sudah jebol dan mendesah, "Uh.. saya

juga.. nikmat sekali.. ahh.. enakk.." dan terasa adanya cairan hangat di

kemaluan saya, lalu Mbak Eva jatuh lemas di tubuh saya, sedangkan

kemaluan saya juga belum dicabut keluar karena kami sudah lemas sesedah

pertempuran yang hebat tersebut. Lalu setelah hampir 15 menit Mbak Eva

bangkit dan sambil tersenyum berkata, "Nikmat sekali Jeff.. kamu hebat

dech.." dan saya berkata, "Sekali lagi dong Mbak.. yach..!" tapi Mbak

Eva berkata, "Lain kali aja yach, Mbak capek..' Lalu saya mengiyakannya

dengan sangat kecewa. Lalu Mbak Eva bangkit dan bermaksud mengambil pakaiannya, tapi melihat

bukit kemaluannya Mbak Eva, nafsu saya bangkit kembali. Lalu saya

menarik tangan Mbak Eva serta mendorongnya merapat ke dinding lalu saya

jongkok dan saya benamkan kepala saya ke selangkangan Mbak Eva dan

dengan pelan saya menjilatinya, dan Mbak Eva mendesah, "Aduh.. geli..

ah.. udah dech!" sambil tangannya menekan kepala saya, tapi saya tidak

menghiraukan peringatannya sambil terus memainkan lidah saya di

kemaluannya. Setelah seluruh bulu kemaluan Mbak Eva basah, saya beralih

ke klitorisnya dan Mbak Eva mendesah hebat sambil menjambaki rambut saya,

"Uuh.. terus.. enak sekali.. sungguh.. ah.. ahh.. ehmm.." dan terus saja

lidahku bermain di klitoris dan lubang kemaluannya. Tak lama kemudian

jambakan Mbak Eva makin dahsyat dan menjerit serta mencapai orgasme

keduanya, "Aduh.. saya sampai.. terus Jeff.. uh.. ehm.. uh.. hu.." dan

saya segera menghisap habis seluruh cairan kemaluannya. Setelah agak lama Mbak Eva mulai tenang dan setelah itu saya bangkit

tapi tubuh Mbak Eva seperti kehilangan keseimbangan dan mau jatuh,

untung saya segera menangkapnya dan dia berkata, "Huh.. kamu ini, Mbak

lemas sekali gara-gara kamu.." Dan saya berkata, "Sorry Mbak, soalnya saya nafsu sekali melihat Mbak,

tapi Mbak Eva musti janji yach, lain kali Mbak harus menebus kekurangan

hari ini." Mbak Eva berkata, "Iya dech.. Mbak janji tapi sekarang Mbak musti

istirahat, Mbak capek sekali, kalau nanti sudah pulih Mbak pasti

melayani kamu lagi, tapi sekarang sebagai hukuman kamu musti nemenin

Mbak ke bawah, soalnya Mbak lelah sekali nanti jatuh lagi." Saya berkata, "Beres Mbak!" Setelah mengantar Mbak Eva ke tempat tidurnya saya mencium pipinya dan

berkata, "Selamat beristirahat Mbak!" Mbak Eva tersenyum. Sebelum keluar

dari kamarnya, tangan saya pun meremas buah dadanya yang empuk sedangkan

tangan satu lagi bergerilya di dalam CD-nya dan memainkan bukit

kemaluannya. Mbak Eva segera melototkan matanya kepada saya dan saya

segera berlari keluar dengan tersenyum dan Mbak Eva berkata, "Dasar kamu

ini nggak pernah puas yach.. dan tolong kunci pintunya..!" dan saya

menjawabnya penuh kepuasan, "Beres Mbak..' Lalu saya kembali ke kamar

tidur saya lagi.

21/04/09

Bercinta dengan perawan


Perkenalanku dengan Yussi bermula dari chatroom. Waktu itu tahun 2001 dan
aku masih duduk di tingkat 3 sebuah PTS di Medan dan usiaku masih 20
tahun. Sedangkan Yussi sudah berumur 22 tahun dan duduk di bangku kuliah
tingkat akhir universitas swasta Jakarta Jurusan Teknik. Kala itu Yussi
masih bekerja di perusahaan telekomunikasi swasta sebagai seorang
programer.

Perkenalanku dengan Yussi semakin akrab walaupun kami tidak pernah
ketemuan atau copy darat (maklumlah dia di Jakarta sedangkan aku di
Medan). Setelah persahabatan kami berjalan 2 tahun akhirnya kami
mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Waktu itu bulan Desember 2003
aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta.

Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta
pada tgl 26 Desember 2003 dan dengan berbekal beberapa lembar foto
kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk
menemuinya.

Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih
cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya
yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai
programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel. Hal ini
membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara
perlahan-lahan.

Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan
dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta
dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan
Duri Kepa Jakarta Barat.

Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku
kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang
bertepatan dengan malam minggu.

Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami
pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga
jam 10 malam. Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut
malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah,
sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor
menghadiri kondangan familinya.

Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku
ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk
menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian. Akupun
tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa
menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi
dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya
pukul 10 lewat 30 malam.

Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu
rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan
menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya. Seketika itu
pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan
hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika
mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan
sedang menyetubuhinya. Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku
sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun
tahu semuanya itu.

Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan
aku pun mengiyakannya. Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah
kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu
dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke
arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam
kamar mandi dan mengunci pintunya.

Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi.
Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba
Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada
kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan
diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di
dadanya. Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A
(kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat
SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna
kecoklatan. Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya
itu. Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi
oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung
bangkit dan berdiri tegak. Waktu itu yang hanya ada di pikiranku
hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang
akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku
pada bibirnya yang lembut mereka itu. Yussi tidak memberikan perlawanan
bahkan ia pun mengulum bibirku.

"Ah.." dia mendesah.

Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar
masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya
meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di
dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras.
Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa
kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta
melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika
tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh
celdamku.

"Oh.. Very big buanget tongkolmu, Dave"

Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja
memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan
terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya. Di sini aku
permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut,
kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak
kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak. Tampaknya
ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena
Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa
halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.

"Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita
maen di kamar kamu Yos?"

"Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngent*t sampe puas".
Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan
selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah
semakin mengeras lagi.

"Ah.. Dave," pekiknya.

"Yos.. Toket loe indah buanget. Gue suka buanget sama toket loe,"
celetekku dengan penuh nafsu.

"Terus Dave.. Oh.. Geli.." desahnya.

Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat
turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian
kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung
lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu. Kemudian dia
mengangkat pinggulnya dan berseru,

"Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God.."

Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku,
Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan
tiba-tiba dia berteriak,

"Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr.." dan seketika itu tubuh Yussi mengejang
dan matanya terpejam.
Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri
vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin
dengan aroma yang wangi dan hangat. Kuhisap cairannya dengan rakus
sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya
kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas
menyusui putingnya itu.

Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan
mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera
memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam
gua keramatnya yang sudah basah sekali.

"Ayo.. Dave.. Masukkan tongkolmu ke memiawku. Gue sudah enggak tahan
lagi," pintanya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang
vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai
menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah
Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam
lubang vaginanya.

"Aduh.. Pelan-pelan ya, please," erangnya sedikit tertahan.
Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan
sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang
vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

"Oh.. Nikmat buanget.." katanya yang disertai dengan desahan halus.
Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan
erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di
lubang vaginanya.

"Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii.."
"Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di..
mana.. Yos?" tanyaku.

"Di.. Da.."

Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga
akibatnya,

Crot.. Crot.. Crot.. Crot..!
Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang
vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta
aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di
dalam vaginanya.

"Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini.."
ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.

"Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku
untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam
anganku," katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.

"Ayo.. Kita mandi berdua," ajaknya sambil menarik tanganku.

Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi
mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi
dan menyuruhnya menungging ke arahku. Aku pun secara perlahan lahan
memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak
begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung
sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya
ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.

"Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii.."
erangnya dengan lembut.

"A.. k.. u.. juu.. ggaa.." kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang
vaginanya kembali.

Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi,
sebelum tidur, aku mengent*tnya sekali lagi. Keesokan paginya pada saat
aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami
kembali ber-ML ria..
Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi
atas virginmu.