28/04/09

Wanita Penuh Variasi




Nama saya Jeffry dan saya saat ini sedang kuliah di salah satu PTS di

salah satu kota besar di Indonesia, dan hari ini adalah hari pertama

saya datang ke kota ini karena besok perkuliahan saya sudah dimulai.

Sesudah sampai dari kampung, maka saya segera menuju tempat kost saya

karena saya sendiri sebenarnya belum mengenal kost baru itu. Sesampainya

saya segera menekan bel tapi kemudian terdengar dari rumah sebelah

seorang wanita setengah baya memanggil saya dan berkata,"Kamu Jeffry yach?"

Dan saya menjawabnya, "Iya, kok tahu?" tanya saya penuh rasa ingin tahu.

Lalu wanita itu segera berkata,"Nggak, saya adalah ibu kost rumah ini

dan saya tinggal di sebelah sini." Lalu saya bergumam, "Ooh.." Setelah itu ibu ini segera membawa saya untuk masuk dan mengenalkan

tempat kost ini.

Setelah di dalamnya ibu itu segera menerangkan keadaan rumahnya, rumah

ini terdiri dari 4 tingkat dan di dalam sudah ada penghuninya yaitu

sepasang suami istri yang menyewa tingkat 2, seorang wanita yang

menghuni tingkat 3 dan 3 orang mahasiswa dari luar kota yang menghuni

tingkat 4 yang terdiri dari 4 ruangan kamar 3x2 meter dan kami

masing-masing menempati kamar-kamar ini, dan kamar untuk saya tepat

menghadap ke arah tempat jemuran. Setelah itu saya pun berkenalan dengan

para mahasiswa ini dan malamnya ketika kami sedang menonton TV (yang di

letakkan di tingkat 3) tercium oleh saya wangi parfum yang sangat

mengoda. Ternyata seorang wanita yang saya taksir berusia sekita 35

tahun naik ke atas dan dialah yang menghuni kamar di tingkat 3 ini. Lalu saya pun segera berkenalan dengannya dan dia bernama Eva, tapi

dilihat dari bentuk tubuh dan wajahnya dia tak beda dengan wanita usia

20-an. Wajahnya terlihat sangat manis belum lagi dada dan pinggulnya

yang sangat menantang. Sungguh membuat saya menelan ludah. Lalu saya

tahu dari ketiga temen saya kalau Mbak Eva ini bekerja di salon dan

mungkin saja menjadi simpanan seorang pria, lalu saya mengangguk tanda

mengerti.

Tak terasa saya sudah tinggal di kost itu hampir 2 minggu dan kalau di

pagi hari rumah itu selalu kosong karena selain ketiga teman baru saya

itu kuliahnya pagi, Mbak Eva juga selalu keluar rumah dan sepasang suami

istri itu juga jarang pulang ke rumah ini. Singkatnya kalau pagi hari

saya selalu sendirian, dan pagi ini saya bangun tentu saja suasana sunyi

senyap dan saya melihat keluar jendela yang menghadap ke tempat jemuran

tampak oleh saya dijemur celana dalam yang berwarna hitam dan tentu saja

saya tahu kalau itu adalah celana dalam Mbak Eva, tapi entah kenapa

timbul niat saya untuk melihat CD itu dari dekat. Lalu saya pun segera



keluar dan setelah melihat situasi cukup aman saya segera mengambilnya

ke dalam kamar saya dan di dalamnya saya segera mencium CD itu dan

tercium wangi deterjen yang harum. Belum puas dengan tindakan itu, saya

segera menurunkan celana sekaligus dengan CD saya dan segera memakai CD

itu dan tampak oleh saya sangat memikat yaitu terdapat renda di

sekelilingnya dan sekitar selangkangannya terdapat jala-jala yang kalau

dipakai oleh Mbak Eva tentu akan tampak di jala-jala ini bulu

kemaluannya.

Langsung saja kemaluan saya segera menegang dan setelah mengembalikan

CD-nya ke tempat semula. Saya segera masuk ke kamar mandi untuk mandi

dan tentu saja saya segera melakukan onani untuk memuaskan nafsu saya.

Setelah kejadian itu saya hampir setiap pagi mempunyai kegiatan rutin

yaitu mengamati CD Mbak Eva dan tentu saja memakainya sambil melihat

keindahannya, dan tak lama kemudian saya sudah hampir dapat mengetahui

jumlah CD Mbak Eva (mungkin karena selalu mengamati CD-nya), CD Mbak Eva

berjumlah sekitar 6 potong dan setiap potongnya mempunyai keunikannya

baik dalam coraknya maupun warnanya sepeti warna hitam berenda,


warna

pink dengan lipatan lipatan kecil, dan warna kuning kilat. Tapi yang

paling menarik menurutku adalah CD warna putihnya yang setengahnya yaitu

bagian depannya terdiri dari renda dan bagian belakangnya terbuat dari

sutra. Selain itu saya juga suka CD-nya berwarna biru langit dan di

depannya yaitu tepat di arah selangkangannya terdapat gambar seekor

kucing dalam gaya memberikan tanda "peace" (lucu juga CD ini dalam

pikiranku). Semuanya berjalan lancar hingga suatu pagi ketika bangun tentu saja saya

segera melihat keluar dan tampak oleh saya CD Mbak Eva. Lalu saya

bermaksud untuk mengambilnya untuk diamati. Begitu melepas jepitan

jemurannya dan mengambilnya tiba-tiba terdengar ada suara orang naik ke

atas dan tentu saja saya terkejut dan segera melempar CD-nya ke lantai

lalu saya bermaksud kembali ke kamar saya, tapi baru sampai di pintu

saya melihat Mbak Eva sedang memakai baju tidur terusannya dan Mbak Eva

bertanya kepada saya, "Lho baru bangun yach?" lalu saya mengiyakannya

dan bertanya, "Mbak Eva nggak kerja hari ini?" dan dijawab, "Nggak,

malas tuh," dan saya segera masuk ke kamar saya dengan perasaan was-was

lalu tak berapa lama kemudian terdengar pintu kamar saya diketuk, dengan

perasaan berdebar saya membuka pintunya.

Tampak di luar Mbak Eva dan dengan mata tajam Mbak Eva berkata, "Boleh

saya masuk? saya ingin bicara sama kamu," dan saya pun membiarkan Mbak

Eva masuk lalu Mbak Eva masuk dan bertanya sama saya, "Kamu tadi mau mengambil celana dalam saya yach?" "Nggak kok." "Apanya yang nggak, buktinya itu CD saya terjatuh di lantai padahal saya

sudah menjepitnya dengan kuat." Seperti sudah tak dapat disembunyikan saya pun mengakui kalau saya yang

mengambilnya. Lalu Mbak Eva berkata lagi, "Sudah berapa lamu kamu melakukan ini?" "Sudah hampir 2 minggu Mbak." "Apa yang kamu lakukan dengan CD saya?" "Saya menciumnya lalu memakainya, itu saja kok nggak ada yang lain." Lalu Mbak Eva tersenyum dan berkata, "Apa enaknya kamu mencium dan

memakainya, kamu mau nggak melihat saya yang memakainya dan mencium

wangi yang sesungguhnya?" Seperti mendapat kesempatan emas lalu saya berkata, "Ah.. Mbak jangan

bercanda ah.."

Dan Mbak Eva berkata, "Nggak, saya nggak bercanda, saya serius, kalau

kamu nggak mau yach sudah, Mbak mau turun," sambil Mbak Eva membalikkan

badannya. Tapi saya segera menarik tangannya dan segera berkata, "Saya mau kok

Mbak!" Sedangkan tangan saya satunya lagi segera menarik rok baju tidurnya ke

atas dan tampak oleh saya CD-nya yang menjadi kesukaan saya yaitu CD

berwarna putih dengan renda di bagian depan dan bagian belakangnya

terbuat dari sutra. Lalu Mbak Eva berkata, "Ih.. kamu jangan gitu ah..'" tapi saya segera

mencium bibirnya yang mengoda itu dan Mbak Eva membalasnya dengan

hisapan dan gigitan kecil dan tangannya memegang kemaluan saya yang

sudah mulai mengeras itu, lalu saya melepas ciuman saya sedangkan tangan

Mbak Eva masih di kemaluan saya meskipun cuma dari luar celana tidur

saya. Kemudian saya segera mendorong tubuh Mbak Eva untuk merapat di dinding,

dan kemudian tangan saya mulai bergerilya di daerah sensitifnya dan

tentu saja dari luar CD-nya tapi tak lama kemudian karena tak sabar saya

segera memasukkan tangan saya ke dalam CD-nya dan menyentuh kemaluannya,

Mbak Eva mendesah "Uuh.. geli Jeff.. tapi nikmat sekali.. terus.. enak

sekali.. uh.. ah.." Lalu tak lama kemudian kemaluan Mbak Eva sudah mulai

basah. Karena sudah terangsang maka Mbak Eva segera mendorong tubuh saya

ke tempat tidur dan dengan segera Mbak Eva memeloroti celana saya dan CD

saya, lalu dengan pelan dia menjilat kepala kemaluan saya yang sudah

menegang itu kemudian memasukannya ke dalam mulutnya hingga masuk

semuanya ke dalam mulutnya dan menghisapnya seperti menghisap es

batangan. Tanpa sadar karena keenakan saya mendesah, "Uh.. enak sekali

Mbak.. isap terus Mbak.. jangan berhenti..!" Lalu tangan saya mulai

menjambak rambutnya dan menekan kepalanya terus, sedangkan kaki saya

mulai menegang karena keenakan, lalu Mbak Eva menghentikan kegiatannya. Kemudian Mbak Eva mulai membuka baju piyamanya dan tampaklah oleh saya

sepasang buah dadanya yang sangat menantang terbungkus oleh BH yang unik

sekali, tapi seperti sudah tidak tahan Mbak Eva segera melucuti BH-nya

dan melepas CD sutranya. Tampaklah oleh saya pemandangan yang sangat

indah dengan buah dada yang bulat dan pentilnya yang berwarna kecoklatan

menantang dan paha yang mulus tapi yang paling menggoda adalah bagian selangkangan yang ditumbuhi pelindung alami yang cukup lebat tapi

terbentuk dan terawat sangat rapi, sungguh membuat saya menelan ludah.

Lalu Mbak Eva naik ke atas tubuh saya, dan dalam posisi jongkok kemudian

mengarahkan lubang kemaluannya ke arah kepala kemaluan saya. Begitu

tersentuh, saya dan Mbak Eva menjerit pelan bersamaan,


"Uuh.." dan

dengan pelan Mbak Eva menekan lubang kemaluannya dan kepala kemaluan

saya amblas ke dalamnya meskipun tidak terlalu susah tapi untuk ukuran

wanita seperti Mbak Eva kemaluannya termasuk sangat sempit, dan Mbak Eva

berteriak, "Aduh.. sakit sekali.. tapi terasa nikmat," dan saya tak

hentinya menjerit, "Terus Mbak.. nikmat sekali kemaluannya.. terus Mbak.."

lalu Mbak Eva makin menekan turun tubuhnya dan tak lama kemudian maka

masuklah seluruh batang kemaluan saya yang termasuk ukuran besar itu ke

dalam lubang surgawinya. Kemudian tubuh Mbak Eva segera menimpa badan

saya dan berteriak, "Aduh sakit sekali.. uh.. aduh.. uh.. ahh.." Sesudah

istirahat hampir 5 menit lamanya Mbak Eva mulai bangkit dan batang

kemaluan saya tentu saja masih di dalam lubang kemaluannya. Lalu Mbak

Eva mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur sambil tangannya menopang

pada tubuh saya dan terdengar suara tubuh kami berbenturan, "Piak pret

piak.." dan dengan gerakan yang liar Mbak Eva menaiki tubuh saya dan

sambil terus menggoyang tubuhnya dan terus berpacu untuk mencapai puncak

kenikmatan dunia dan terus mendesah, "Uuh.. ah.. ah.. nikmat sekali..

uh.. ah.." Sedangkan tangan saya tak hentinya meremas buah dadanya dan

memainkannya. Lalu sesudah hampir 10 menit Mbak Eva berkata, "Saya mau sampai.." Saya pun berkata, "Saya juga Mbak.. tahan sebentar lagi.." Tak lama kemudian terdengar Mbak Eva menjerit "Uuh.. saya sampai.. uh.." Dan saya juga merasa bendungan saya sudah jebol dan mendesah, "Uh.. saya

juga.. nikmat sekali.. ahh.. enakk.." dan terasa adanya cairan hangat di

kemaluan saya, lalu Mbak Eva jatuh lemas di tubuh saya, sedangkan

kemaluan saya juga belum dicabut keluar karena kami sudah lemas sesedah

pertempuran yang hebat tersebut. Lalu setelah hampir 15 menit Mbak Eva

bangkit dan sambil tersenyum berkata, "Nikmat sekali Jeff.. kamu hebat

dech.." dan saya berkata, "Sekali lagi dong Mbak.. yach..!" tapi Mbak

Eva berkata, "Lain kali aja yach, Mbak capek..' Lalu saya mengiyakannya

dengan sangat kecewa. Lalu Mbak Eva bangkit dan bermaksud mengambil pakaiannya, tapi melihat

bukit kemaluannya Mbak Eva, nafsu saya bangkit kembali. Lalu saya

menarik tangan Mbak Eva serta mendorongnya merapat ke dinding lalu saya

jongkok dan saya benamkan kepala saya ke selangkangan Mbak Eva dan

dengan pelan saya menjilatinya, dan Mbak Eva mendesah, "Aduh.. geli..

ah.. udah dech!" sambil tangannya menekan kepala saya, tapi saya tidak

menghiraukan peringatannya sambil terus memainkan lidah saya di

kemaluannya. Setelah seluruh bulu kemaluan Mbak Eva basah, saya beralih

ke klitorisnya dan Mbak Eva mendesah hebat sambil menjambaki rambut saya,

"Uuh.. terus.. enak sekali.. sungguh.. ah.. ahh.. ehmm.." dan terus saja

lidahku bermain di klitoris dan lubang kemaluannya. Tak lama kemudian

jambakan Mbak Eva makin dahsyat dan menjerit serta mencapai orgasme

keduanya, "Aduh.. saya sampai.. terus Jeff.. uh.. ehm.. uh.. hu.." dan

saya segera menghisap habis seluruh cairan kemaluannya. Setelah agak lama Mbak Eva mulai tenang dan setelah itu saya bangkit

tapi tubuh Mbak Eva seperti kehilangan keseimbangan dan mau jatuh,

untung saya segera menangkapnya dan dia berkata, "Huh.. kamu ini, Mbak

lemas sekali gara-gara kamu.." Dan saya berkata, "Sorry Mbak, soalnya saya nafsu sekali melihat Mbak,

tapi Mbak Eva musti janji yach, lain kali Mbak harus menebus kekurangan

hari ini." Mbak Eva berkata, "Iya dech.. Mbak janji tapi sekarang Mbak musti

istirahat, Mbak capek sekali, kalau nanti sudah pulih Mbak pasti

melayani kamu lagi, tapi sekarang sebagai hukuman kamu musti nemenin

Mbak ke bawah, soalnya Mbak lelah sekali nanti jatuh lagi." Saya berkata, "Beres Mbak!" Setelah mengantar Mbak Eva ke tempat tidurnya saya mencium pipinya dan

berkata, "Selamat beristirahat Mbak!" Mbak Eva tersenyum. Sebelum keluar

dari kamarnya, tangan saya pun meremas buah dadanya yang empuk sedangkan

tangan satu lagi bergerilya di dalam CD-nya dan memainkan bukit

kemaluannya. Mbak Eva segera melototkan matanya kepada saya dan saya

segera berlari keluar dengan tersenyum dan Mbak Eva berkata, "Dasar kamu

ini nggak pernah puas yach.. dan tolong kunci pintunya..!" dan saya

menjawabnya penuh kepuasan, "Beres Mbak..' Lalu saya kembali ke kamar

tidur saya lagi.

1 komentar:

  1. Theresa Caputo, director of Mohegan Sun's casino in Connecticut, dies
    순천 출장마사지 › Connecticut › Connecticut Mar 16, 2021 — Mar 16, 2021 Theresa Caputo, director of Mohegan Sun's casino in Connecticut, dies 광주광역 출장샵 at 대구광역 출장마사지 83. She was 59. 남원 출장샵 On Wednesday, the casino announced that it will be 강릉 출장샵 closing

    BalasHapus